NASEHAT
IBU MENGUBAH SEGALANYA
Namaku
Zackia. Aku adalah seorang siswi kelas 11 disebuah SMA Negeri di kotaku. Aku
lahir dari keluarga yang sederhana. Aku tinggal bersama ayah dan ibuku.
Kebetulan aku adalah anak tunggal. Sehingga perhatian orang tua semua tertuju
padaku. Setiap aku mempunyai masalah sekecil apapun, aku selalu bercerita pada
mereka. Dan mereka selalu dengan senang hati mau mendengarkan curhatanku. Namun
hal ini tidak membuatku berbangga diri dan tidak membuatku tumbuh menjadi anak
yang manja.
Di
sekolah aku termasuk anak yang aktif. Bagiku berprestasi dan aktif di bidang
akademik saja tidak cukup, maka harus didukung dengan kegiatan di bidang non
akademik. Dari pemikiran inilah yang membuatku masuk ke dalam sebuah organisasi
di sekolahku. Organisasi ini berada dibawah OSIS. Organisasi ini selalu banyak
kegiatan. Sehingga banyak waktuku yang tersita untuk kegiatan-kegiatan
organisasi. Tentu saja hal ini membuat aku sering kecapekan hingga terkadang
membuatku jatuh sakit.
Awalnya
aku sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, aku merasakan hal yang tidak sama didalam
hatiku. Kadang aku merasa bosan, kesal, dan ada niatan untuk keluar dari
organisasi tersebut. Sering aku absen dari kegiatan atau ekstrakulikuler
organisasi karena perasaan bosanku ini. Aku merasa kurang ada kekompakan di
antara pengurus dan anggota. Seakan semua berjalan sendiri-diri tanpa
memperhatikan orang lain. Aku dalam organisasi ini hanyalah sebagai anggota.
Tanggungjawab tidak sebesar pengurus inti. Sebenarnya mudah saja jika aku ingin
keluar. Tapi disisi lain dalam hatiku berkata, “Tidak. Aku tidak mungkin pergi
dari semua ini. Aku punya tanggungjawab disini, yaitu mengembangkan organisasi
ini “.
Dan
mengiat ucapan ibuku, yaitu “Orang sukses
itu tidak terlahir dari kemudahan. Tapi dia terlahir melalui kesukaran. Dan hal
itu tidak mudah” . Jadi, aku mengambil kesimpulan, bahwa aku berada di
organisasi yang penuh kesukaran ini adalah sebuah proses agar aku bisa menjadi
orang yang sukses.
***
Suatu hari, mendapat tugas besar dari Pembina organisasi untuk meneruskan jejak kakak kelasku yang jabatannya telah digantikan angkatan periodeku ini Aku mendapat tugas mengelola Mading organisasi. Tanggungjawab penuh berada ditanganku.
Suatu hari, mendapat tugas besar dari Pembina organisasi untuk meneruskan jejak kakak kelasku yang jabatannya telah digantikan angkatan periodeku ini Aku mendapat tugas mengelola Mading organisasi. Tanggungjawab penuh berada ditanganku.
“Nak
Zackia, kamu meneruskan tanggungjawab kakak kelasmu ya” Ucap pembinaku.
“Tanggung
jawab yang mana, Bu?” jawabku.
“Mengelola
Mading organisasi kita. Kamu ingin mengajak siapa dalam hal ini?” jawabnya.
“Bersama
Dita saja, Bu .” jawabku dengan wajah tersenyum.
Sejak
saat itu, aku sering sibuk bersama Dita. Mencari ide-ide yang akan dimuat di
Mading. Dalam hal mencari dana, aku biasa dibantu oleh ketua organisai. Tapi
ketua dan pengurus inti lainnya benar-benar lepas tangan dalam kegiatan
penyusunan Mading ini. Rencananya, dalam tiga bulan semua ini harus sudah
selesai. Tapi semua tidak berjalan sesuai rencana. Banyak halangan dan
rintangan yang harus aku lalui. Bagaimana tidak? Aku tidak mungkin mengisi
Mading dengan semua karya-karyaku sendiri. Dita juga tidak terlalu
berpartisipasi dalam memikirkan apa yang harus dimuat. Maka aku berharap ada
teman di organisasi ini baik kelas 10 maupun 11 yang mau mengirimkan karyanya
ke aku dan kemudian akan aku muat ke Mading.
Dalam
sebuah forum, aku sering mengajukan permintaanku ini, Aku memberi waktu sekitar
satu bulan. Tapi hingga habis batas waktu itu, tidak ada satupun yang
mengirimkan karyanya ke aku. Mulai saat itulah kekecewaan dalam hatiku muncul.
Aku merasa sedih. Mengapa tidak ada kekompakan di organisasi yang aku bina
bersama teman-temanku ini. Padahal kan ini untuk kepentingan bersama.
“Ya Allah, jika ini cara-Mu mendidikku.
Lancarkan urusan dan usahaku”. Ucap dalam hatiku.
Sekali
lagi dan ini untuk terakhir kalinya aku mengucapkan permintaanku dalan forum.
Alhamdulillah, akhirnya ada dua anak dari kelas 10 yang bersedia membuat karya
tulis untuk dibuat ke Mading. Dari kelas 11 tetap belum ada satupun yang
bersedia. Walaupun ada kekecewaan dalam hatiku, tapi aku tidak menyalahkan
mereka. Aku sadar, mereka juga sibuk, banyak tugas sekolah yang harus mereka
selesaikan. Mungkin hal itu yang membuat mereka tidak sempat membuat karya baik
artikel, cerpen, maupun design grafis.
Yang
aku perlukan saat ini adalah ketenangan hati. Ibuku sering bertanya kepadaku.
“Kamu
sedang ada masalah apa? Kok kamu sering terlihat murung”.
Dan
aku selalu menjawab, “Tidak ada apa-apa, Bu”.
Hal ini terjadi berulang kali. Hingga suatu
hari saat aku sedang berada di ruang keluarga bersama ibuku, ibu memaksaku untuk
bercerita. Akhinya mulut inipun mengungkapkan semua hal yang beberapa waktu
terakhir aku simpan didalam benakku.
“Begini,
Bu. Aku mendapat amanat dari pembinaku untuk mengelola Mading organisasi. Aku
tidak merasa diberatkan dalam hal ini. Hanya saja aku merasa kecewa. Mengapa
hanya ada 2 orang saja yang bersedia mengirimkan karyanya ke aku, Itupun dari
anak kelas 10. Bukankah setiap orang itu bisa menulis, Bu? . Toh aku sendiri
juga belum sempurna dalam membuat karya tulis dan sejenisnya. Tapi itu wajar kan,
Bu?. Padahal berulang kali aku berkata pada mereka, Namun kenyataan tidak
seindah yang aku bayangkan’. Tuturku.
“Sudahlah,
Nak. Kamu lakukan semampumu. Yang
penting kamu berusaha memberikan yang terbaik dalam pengabdianmu ini. Belajar
itu tidak hanya dibangku sekolah. Tapi juga dari permasalahan semacam ini. Anak
ibu pastilah anak yang cerdas. Ibu yakin, kamu dapat mengambil pelajaran dari
apa yang telah kamu lalui ini” Jawab ibuku sambil mengelus rambutku.
“Tapi,
Bu. Bagaimana mungkin aku bisa peduli dengan teman-teman dalam organisasi.
Sedangkan saja mereka seakan mengabaikan aku. Tidak mendengarkan permintaan
tolongku” lanjutku.
“Urusan
itu, sebenarnya semua berada ditangan kita. Cobalah kamu memulai dahulu untuk
peduli kepada mereka. Walaupu kamu sering tidak dipedulikan. Siapa tau, dengan
kamu melakukan itu dapat membuka pintu hati teman-temanmu. Dan kamu tidak boleh
menuntut teman-temanmu peduli padamu, sebelum kamu benar-benar peduli pada
mereka”. Tegas ibuku.
“Serta
ada satu hal lagi bu. Aku merasakan tidak ada kekompakan dan sedikitnya rasa
saling peduli diantara anggota maupun pengurus organisasi. Misalnya saja, Bu.
Apa yang dirasakan temanku, belum tentu aku merasakan apa yang dia rasakan. Dan
apa yang aku rasakan belum tentu juga temanku merasakan. Kadang tidak ada
keterbukaan diantara kami”. Aku melanjutkan.
“Nak,
berorganisasi itu bagaikan tubuh kita. Disaat salah satu anggota tubuh kita
sakit, semua anggota tubuh akan merasakan. Seharusnya dalam berorganisasi juga
demikian. Cobalah untuk saling terbuka, Nak. Ceritalah ketika kamu merasakan
sesuatu, dan temanmu juga suruhlah bercerita ketika dia mengalami masalah. Apa
yang menjadi masalah organisasi adalah menjadi masalah kalian bersama. Bukan
menjadi masalah individual”. Nasehat ibuku.
Karena
hari sudah malam, aku segera bergegas ke kamar tidur sambil menelaah apa yang
telah dikatakan ibuku barusan. Aku berfikir, apakah ini juga salahku sampai
teman-temanku tidak menghiraukanku, Ah, ya sudahlah. Mulai saat ini, aku
benar-benar berusaha untuk menata hati. Menjauhkan pikiran-pikiran negatif
serta prasangka buruk. Aku mulai berhenti murung memikirkan bagaimana,
bagaimana, dan bagaimana. Tapi mulai saat ini aku lebih banyak bergerak dan
bertindak. Yang ada dipikiranku adalah apa lagi dan mana lagi yang harus segera
aku kerjakan. Akhirnya, Mading itupun dapat aku selesaikan dengan cukup baik.
Setelah
ini, aku ingin organisasi yang aku bina bersama teman-temanku ingin menjadi
semakin kompak, serta saling terbuka satu sama lain. Rela membuka tangan ketika
dimintai bantuan. Lebih-lebih sadar diri, bahwa orang lain itu butuh bantuan
dari diri kita tanpa harus ada yang minta terlebih dahulu. Organisasi itu
ibarat satu tubuh. Tidak bisa terpisah satu sama lain. Karena tidak dapat aku pungkiri. Setelah
sekian lama berjuang bersama teman-teman diorganisasi, tidak akan mudah untuk
tidak peduli begitu saja pada mereka. Akupun juga sangat menyayangi mereka
sebagai teman berjuangku.
Aku
bersyukur, kesadaranku belum terlambat. Semoga teman-temanku juga demikian. Aku harus bersyukur berada didalam organisasi
yang telah membesarkan namaku ini. Aku benar-benar yakin, semua ini adalah
bentuk pembelajaran yang mungkin lebih berguna daripada pelajaran didalam
kelas. Dimana aku belajar menghadapi masalah serta mencari jalan
keluarnya. Seberat apapun tugas atau
pekerjaan, jika kita melakukan dengan ikhlas, aku yakin itu akan memeberikan
hasil yang manis, Yang penting adalah ikhlas dalam menjalani. Membawa enjoy
setiap pekerjaan, tetapi juga harus disertai tanggungjawab.
Hidup ini adalah proses, Yaitu
proses mematangkan pribadi diri, dan proses mewujudkan semua mimpi-mimpi yang
kita jadikan tujuan dalam hidup. Jangan melepaskan mimpi sebelum kita
benar-benar meraihnya. Karena semua yang aku atau kita alami didunia ini,
sebenarnya adalah proses dalam pencapaian mimpi, Maka kita harus selalu
bersabar. Selagipun kita merasa seperti berada diatas air yang mendidih atau
panas. Yang terkadang membuat dada kita terasa sesak, semua itu ada artinya
untuk kita, Jika kita merasa bosan, sedih atau tidak bahagia, janganlah
berputus asa. Karena rencana Allah selalu berakhir dengan kebaikan. Jika
hidupmu belum baik, BERSABARLAH. Karena itu bukan akhir. Maka teruslah berkarya
dan berjuang. Terimakasih ibu. Telah mengubah pandangan negatifku menjadi
pandangan yang lebih berkualitas. (Oleh : Mamik Apriliana)
![]() |
Kita adalah pencipta Semesta kita, dan
setiap keinginan yang ingin kita ciptakan akan mewujud dalam hidup kita. Oleh
karenanya, keinginan, pikiran, dan perasaan kita sangat penting karena akan
mewujud. Jangan pernah berkata “SAYA TIDAK SANGGUP DAN SAYA TIDAK BISA
MELAKUKANNYA” , Jika memang anda merasa tidak mampu, cukup katakan “SAYA BELUM
SANGGUP DAN SAYA BELUM BISA MELAKUKANNYA. TAPI ESOK PASTI AKU BISA “
“Gantilah kata TIDAK dengan kata BELUM”
Sebab, apa yang kita ucapkan adalah apa
yang akan kita dapatkan. Apa yang kita relasikan ke alam adalah apa yang akan
kita terima. Maka, katakan yang baik-baik dan pikirkan hanya apa yang anda
ingin dapatkan. Janganlah memikirkan apa yang tidak anda inginkan. Semakin anda
memikirkan apa yang tidak anda inginkan, semakin kuat tarikan hal tersebut
datang pada diri anda. Ini semua ada pada The Law Attraction (Hukum
Tarik-Menarik)
(Oleh : Mamik Apriliana)
ini kisah nyata saya . . . .
BalasHapusperkenalkan nama saya seri wahyuni, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.
Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud
saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren sundoko.dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada kiyai sundoko atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan
Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin.atau hub no hp 085298609998.